Serah terima Inkubator bayi buatan Team USK-UI kepada Ketua BFLF Indonesia Michael Octaviano di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala |
BANDA ACEH – Ketua Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia Michael Octaviano melakukan serah terima inkubator bayi untuk dikelola oleh yayasan dan akan dipinjamkan secara gratis bagi bayi-bayi yang membutuhkan Rabu (6/10).
Program inkubator ini dibuat berdasarkan kerja sama antara BFLF dengan Kampus Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Indonesia (UI) berawal saat salah satu relawan BFLF Ratna Sary ST MT yang juga dosen Prodi Teknik Mesin, penanggung jawab Mini Factory Inkubator bahwa Prof Dr Ir Raldi Artono Koestoer DEA telah mengembangkan inkubator bagi bayi yang dapat digunakan secara gratis.
Peluang tersebut tidak disiakan-siakan oleh BFLF yang kemudian melakukan kerja sama dengan Yayasan Bayi Prematur Indonesia melalui Ratna Sary sehingga BFLF menjadi agen peminjaman inkubator gratis wilayah Aceh.
“Alhamdullilah, produk pertama inkubator terwujud dan ini merupakan salah satu prestasi bagi USK dan kami berharap dapat mendukung program pemerintah dalam mendukung bayi prematur di Aceh, dan kita mensuport USK untuk banyak lagi mencetak alat inkubator sehingga dapat disebarluaskan ke seluruh daerah di Aceh. USK telah membuktikan di tengah pandemi covid-19 kita tetap bisa berkarya, semoga ke depan bersinergi lagi dan secara bersama sama dengan berbagai lembaga yang mendukung kegiatan ini,” kata Michael.
Sebelumnya inkubator ini dibuat berdasarkan kegelisahan terhadap mahalnya biaya inkubator, kemudian USK dan UI menjalin kerja sama dengan BFLF untuk memenuhi kebutuhan alat tersebut yang akan digunakan untuk bayi secara gratis.
“Kita sudah di level penelitian untuk kebutuhan masyarakat, Prof Raldi telah memikirkan temuan ini sekitar tahun 1994 dan mulai fokus mengembangkan alat ini, kami berinsiatif membuat pabrik sendiri di Sumatera dan itu ada di Aceh. Apabila ke depan ada donatur yang ingin mendukung pembuatan inkubator ini maka akan kita produksi. Selama ini saat ada yang meminjamkan inkubator saya bersama BFLF yang datang langsung untuk memastikan semuanya,” ucapnya.
Sementara kepala jurusan teknik mesin dan industri Dr Irwansyah ST MEng berharap BFLF terus menyediakan suatu wadah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Pada saat itu tercetus alat inkubator yang dapat disebarluaskan di banyak Kabupaten di Aceh, kami coba kembangkan dengan jenis, tipe dan karakter inkubator sebagaimana yang sudah dikembangkan di UI, ternyata hasil ujinya tidak berbeda dengan yang dikembangkan di UI, sehingga menjadi tanggung jawab kita membuat produk aman dan fungsional.
Kami kemudian mendapatkan informasi bahwa BFLF sebagai organisasi kemanusiaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, mudah-mudahan yang kita pikirkan bersama UI dan kerja sama dengan BFLF bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, inilah iktiar kita,” ujar Irwansyah. (sumber)
0 komentar:
Post a Comment