1. Mengenal Jamur
Jamur dalam bahasa daerah disebut dengan supa atau dalam bahasa inggris disebut mushroom termasuk golongan fungi atau cendawan. Menurut masyarakat awam, jamur adalah tubuh buah yang dapat dimakan. Sementara itu, menurut ahli mikologi, jamur atau mushroom adalah fungi yang mempunyai bentuk tubuh buah seperti payung. Struktur reproduksinya berbentuk bilah (gills) yang terletak pada permukaan bawah dari payung atau tudung. Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil dan termasuk ordo Agaricales dan kelas Basidiomycetes.[2]
Kehidupan
jamur berawal dari spora (basidiospora)
yang kemudian akan berkecambah membentuk hifa yang berupa benang-benang halus.
Hifa ini akan tumbuh ke seluruh baguan media tumbuh. Dari kumpulan hifa atau
miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti simpul benang yang menandakan
bahwa tubuh buah jamur mulai terbentuk, simpul tersebut berbentuk bundar atau
lonjong dan dikenal dengan stadia kepala jarum (pinhead) atau primordia. Simpul ini akan membesar dan disebut
stadia kancing kecil (small button).
Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai stadia kancing (button)
dan stadia telur (egg). Pada stadia
ini tangkai dan tudung yang tadinya tertutup selubung universal mulai
membesar.Selubung tercabik, kemudian diikuti stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva) pada stadia ini
terpisah dengan tudung (pileus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia
terakhir adalah stadia dewasa tubuh buah.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 1.1.
Pada
stadia kancing yang telah membesar akan terbentukbilah. Bilah yang matang akan
memproduksi basidia dan basidiospora, kemudian tudung membesar. Pada waktu itu,
selubung universal yang semula membungkus seluruh tubuh buah akan tercabik.
Tudung akan terangkat ke atas karena memanjangnya batang, sedangkan selubung
universal yang sobek akan tertinggal di bawah dan disebut cawan. Tipe
perkembangan tubuh buah seperti ini disebut tipe angiocarpic.[2]
Pada
tipe perkembangan yang lain, yaitu gymnocarpic, lapisan universal tidak
terbentuk. Sisi dari pembesaran tudung dihubungkan dengan batang oleh selubung
dalam.Pada waktu bilah membesar, selubung dalam tercabik dan melekat melingkari
batang membentuk cincin atau anulus. Sebagai organisme yang tidak berklorofil,
jamur tidak dapat melakukan proses fotosintesis seperti halnya
tumbuh-turnbuhan.[2]
Dengan
demikian, jamur tidak dapat memanfaatkan langsung energi matahari. Jamur
mendapat makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan
senyawa pati. Bahan makanan ini akan diurai dengan bantuan enzim yang
diproduksi oleh hifa menjadi senyawa yang dapat diserap dan digunakan untuk
tumbuh dan berkembang. Semua jamur yang edlbel (dapat dimakan) bersifat
saprofit, yaitu hidup dari senyawa organik yang telah mati. [2]
2 Budi Daya Jamur
Merang
Di Hongkong, budi daya jamur merang secara tradisional (di
luar kumbung) hanya dapat dilakukan pada bulan Mei-Oktober.Sementara itu,
pembudidayaan jamur merang secara modern (di dalam kumbung) dapat berproduksi
sepanjang tahun.Oleh karena itu, untuk tujuan komersial, budi daya jamur merang
secara modern atau yang dilakukan di dalam kumbung lebih banyak dipilih.
[2]
2.1 Media tumbuh
Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh untuk menanam
jamur dengan cara modern atau semimodern dapat bermacam-macam. Bahan yang biasa
digunakan dan memberikan hasil produksi tinggi adalah limbah kapas dan jerami
padi. Limbah kapas merupakan zat pembakar untuk membakar, sedangkan jerami
merupakan bahan untuk pelapukan. [2]
Jerami yang digunakan harus segar seperti halnya yang
digunakan dalam pembudidayaan di luar kumbung. jerami tersebut dapat di
potong-potong atau tidak. Sementara itu, limbah kapas yang digunakan merupakan
bahan sisa dari pabrik pemintalan.[2]
Media tumbuh jamur merang merupakan kompos atau hasil
pelapukan dari campuran limbah kapas dan jerami dengan perbandingan 1:2 atau
1:1 ditambah 1-2% kapur pertanian.[2]
Bahan-bahan tersebut dicampur merata dan direndam dalam air
selam 2-3 jam atau 24 jam, kemudian di peras dan ditumpukkan dalam ruangan
dengan dasar lantai semen. Tumpukan tersebut membentuk timbunan berukuran 1,5 m
x 1,5 m x 1,5 m. kemudian timbunan ini ditutup dengan selubung plastik dan
dibiarkan untuk fermentasi selama 4-6 hari.[2]
2.2 Kumbung
Kumbung dapat dibuat dengan rangka
besi dan dinding plastik, rangka bambu serta dinding dan atap plastik, rangka
bambu dengan dinding duan nipah atau gibig dan atap plastik, ataupun bangunan
batu permanen. Ukuran kumbung yang ideal adalah lebar 4 m, panjang 6 m, dan tinggi 2,5 m.[2]
Gambar 1.3 Bangunan Jamur Merang
Gambar 1.4 Layout Kumbung Jamur Merang
2.3 Boiler (Ketel Uap)
Boiler atau ketel uap dapat dilakukan dengan menggunakan dua
buah tangki air kapasitas 200 liter yang disambung dengan pipa bambu dan paralon
ke dalam kumbung. Tangki berisi air diletakkan dengan cara dibaringkan diatas
tungku diluar kumbung, kemudian disambung dengan pipa bambu (yang melekat pada
tangki) dan pipa paralon tebal kedalam kumbung. Di dalam kumbung pipa ini
berlubang-lubang untuk mengeluarkan uap air panas yang mencapai temperature 32oC
yang berasal dari air tangki yang didihkan.Ukuran pipa paralon sekitar 2-3 cm
(1 inci). Pipa paralon diletakkan diatas dasar kumbung ditengah-tengah
ruangan.Setiap meternya diberi 8 buah lubang untuk mengeluarkan uap panas.
Tangki berisi air 200 liter yang dihubungkan dengan pipa bambu cukup untuk
memberikan uap panas dalam kumbung berukuran 4 m x 6 m x 2,5 m. [2]
3. Kesimpulan
- Penggunaan proses gastifikasi yang dihasilkan boiler sangat baik digunakan untuk produksi jamur merang di dalam kumbung serta bisa digunakan sepanjang tahun tanpa ada pengaruh terlalu signifikan dari cuaca.
- Sterilisasi kumbung untuk mencapai temperatur 70 oC pada jam ke 7
- Pada proses pembibitan 8 hari dan pemanenan 16 hari, temperatur rata-rata dalam kumbung 27-30 oC yang dimana nilai temperature seperti ini sudah memenuhi kebutuhan temperatur untuk pertumbuhan jamur merang dalam kumbung.
- Temperatur dan tekanan udara lingkungan sekitar kumbung masih berpengaruh terhadap temperatur kumbung, dimana pada saat malam dan pagi hari pada kamar 1 (T2) menjadi lebih rendah dan mendekati nilai temperatur lingkungan.
- Produksi tertinggi jamur merang dalam kumbung terjadi pada hari ke 3 sampai hari ke 6 yang berkisar 28-33 kg.
0 komentar:
Post a Comment