Gambar 1. Turbocharger pada mesin diesel
Dalam pengoperasian mesin diesel,
daya yang dibangkitkan sangat tergantung pada
kualitas udara dan kuantitas bahan bakar yang tersedia atau terbakar.
Jika diinginkan daya yang lebih besar maka dapat dilakukan dengan memperbesar
volume silinder dan ruang bakar, tapi cara ini akan mengakibatkan bertambahnya
dimensi mesin yang tentunya kurang efisien jika mesin tersebut terdapat pada
ruangan yang terbatas.
Jika
penambahan udara ke dalam ruang silinder tanpa merubah ukuran volume silinder,
maka dapat dilakukan dengan metode pengisian lanjut (supercharging). Menurut Wiranto
Arismunandar (1994:114), pengisian lanjut yang digerakkan dengan
daya yang dihasilkan oleh mesin itu sendiri atau dengan jalan memanfaatkan
energi gas buang untuk menggerakkan turbin yang menggerakkan blower, sehingga blower tersebut akan memasukkan udara ke dalam silinder dan
pengisian lanjut ini dinamakan turbocharger.
Tekanan udara masuk ke silinder berisar antara 1,2 – 2,2 kg/cm2.
Bagian-bagian
utama dari turbocharger dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. bagian-bagian Turbocharger
Tujuan utama penggunaan turbocharger adalah memperbesar daya
mesin (30 - 80%); mesin pun jadi lebih kompak dan ringan. Motor diesel dengan
supercharger menjadikan mesin dapat bekerja lebih efisien serta pemakaian bahan
bakar spesifiknya lebih rendah (5 – 15%). Kecepatan
turbocharger harus relatif tinggi yaitu sekitar 10.000 sampai 17.000 rpm untuk
mesin kecepatan rendah dan 15.000 hingga 30.000 rpm untuk mesin kecepatan
tinggi.
Skema
instalasi sebuah motor torak dengan dua turbocharger dapat dilihat pada Gambar
3 di bawah ini.
Gambar 3. Diagram aliran udara gas buang pada motor turbocharger
Menurut Maleev
(1986:24), pengisian lanjut yang dilakukan untuk menaikkan udara mesin empat
langkah dilakukan oleh blower untuk mendorong udara masuk dengan tekanan yang
lebih tinggi. Akibatnya tekanan yang lebih tinggi pada awal langkah kompresi
maka akan menaikkan tekanan efektif rata-rata. Seiring kenaikkan tekanan
penyalaan maksimum dan temperature maksimum. Sebaliknya pengggunaan bahan bakar
tiap daya kuda/jam biasanya berkurang karena kenaikkan turbulensi udara dan
pembakaran jadi lebih meratayg tentunya mengakibatkan efisiensi mekanis mesin
meningkat.
Apabila
motor dirancang untuk efisiensi maksimum pada daerah pembebanan tinggi, maka
pada pembebanan rendah daya dan efisiensi menurun karena pembakaran kurang
sempurna. Pada beban rendah, gas buang tidak cukup kuat menggerakkan
turbosupercharger. Menurut Wiranto
Arismunandar (1988:117) pada operasi beban-penuh kedua turbocharger
bekerja. Sedangkan pada beban sebagian hanya satu turbocharger yang bekerja;
pada kondisi ini katup KT dan katup KK
tertutup, sehingga turbocharger 2 tidak bekerja.
Cara Kerja
Turbocharger
Gas buang dari mesin dimanfaatkan
pada turbocharger untuk menggerakkan turbin yang selanjutnya menggerakkan
blower untuk mendorong udara masuk dengan tekanan yang tinggi. Putaran turbin
sama dengan putaran blower karena terhubung pada satu poros. Gas buang yang
masuk pada turbin lalu keluar pada saluran buang, blower yang berputar pada
putaran tinggi menghisap udara masuk kedalam penyaringan udara masuk (Air
Intake Filter) masuk kedalam pipa
selanjutnya masuk pada silinder head. Akibat tekanan yang lebih tinggi pada
awal langkah kompresi maka akan menaikkan tekanan efektif rata-rata dan juga
menaikkan tekanan penyalaan maksimum dan suhu maksimum. Sebaliknya penggunaan
bahan bakar berkurang karena kenaikan turbulensi udara dan pembakaran menjadi
lebih merata yang tentunya mengakibatkan efisiensi mekanis mesin meningkat.
Apabila motor dirancang untuk
efisiensi maksimum pada daerah pembebanaan
tinggi, maka pada pembebanan rendah daya dan efisiensi menurun karena
pembakaran kurang sempurna, pada beban rendah gas buang tak cukup kuat menggerakkan
turbocharger. Menurut Wiranto Arismunandar (1994 : 117) pada beban
rendah tak diperlukan turbocharger, maka gas buang dapat dibuat tidak melalui
turbin dengan mengatur pembukaan katup simpang, sehingga turbocharger tidak
bekerja. Pembukaan katup simpang disesuaikan dengan katup gas, bila katup gas
dibuka pada tekanan tertentu yang sanggup memutar turbin maka katup simpang
secara otomatis tertutup.
Kompresor
Pada Turbocharger
Menurut PK. Nag (2002: 755) kompresor
pada turbocharger dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu:
1.
Non-positive displacement yang terdiri dari radial dan kompresor
aksial (Gambar 4).
2.
Positive displacement type yang terdiri dari roots blower, vane
compressor and screw compressor (Gambar 3.6).
(a) (b)
Gambar 4. Kompressor aksial (a), kompreso radial (b)
Gambar 5. Kompresor tipe Positive displacement
Jenis dan Spesifikasi Turbocharger
Turbocharger dari suatu
motor Diesel sudah benar–benar disesuaikan secara thermodinamikanya, fisiknya
dan kegunaannya pada motor tersebut. Pada mesin diesel CCM SULZER yang
digunakan oleh PT. PLN (Persero) Lueng Bata, menggunakan turbocharger tipe VTR
354-11, berarti ukuran rangkanya (frame)
adalah 354, sedangkan design variation adalah 11. Putaran (n) dan temperature maksimum (T) adalah 365/s dan 6200C.
Resource ;
ANALISA THERMODINAMIKA PADA MESIN
TURBOCHARGER VTR 354-11 PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN
LUENG
BATA (Faisal Susanto/0504102010018)
menarik bgt nih artikel tentang turbocharger nya
ReplyDeleteinformasi yang unik dan menarik
ReplyDelete