1. Manajemen
Kata manajemen berasal dari
bahasa prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur (Wikipedia, 2009). Menurut Robbins (2007),
mendefenisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektief dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanbataan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorginisir, dan sesuai dengan jadwal.
Illustrasi Management |
Defenisi Manajemen
Manajemen
berasal dari kata kerja To Manage berarti control. Dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan mengendalikan,
menangani atau mengelola. Selanjutnya kata benda manajemen
atau management dapat mempunyai berbagai arti. (Herujito, 2001).
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal. Mary Parker follet, misalnya, mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjan melalui orang lain. Dalam Encylopedia of
the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Manajemen menurut Pamela Lewis, (2004) dalam bukunya “management:
challenges For tomorrow’s Leaders”, yaitu: “management is the process of
administering and coordinating resources effectively and efficiently in an
effort to achieve the goals of organitation ”.
Manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dalam mengatur sumber daya – sumber daya yang dimilikinya
agar dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan
tersebut.
2. Teori Manajemen
Menurut Herujito (2001), menguraikan gambaran dan 3 teori
manajemen:
a. Teori Klasik: Teori yang
berusaha meningkatkan produktivitas tenaga kerja
melalui peningkatan efisiensi tenaga kerja,
b. Aliran Perilaku: Teori ini muncul akibat ketidak mampuan teori klasik menjelaskan bagaimana efisiensi produksi dan keserasian kerja dapat dicapai dalam suatu perusahaan atau organisasi,
c. Ilmu Manajemen: Teori ini mencoba mendekatkan masalah manajemen dan organisasi untuk perusahaan secara umum dengan membentuk matematik yang merupakan simulasi dari masalah yang terjadi.
b. Aliran Perilaku: Teori ini muncul akibat ketidak mampuan teori klasik menjelaskan bagaimana efisiensi produksi dan keserasian kerja dapat dicapai dalam suatu perusahaan atau organisasi,
c. Ilmu Manajemen: Teori ini mencoba mendekatkan masalah manajemen dan organisasi untuk perusahaan secara umum dengan membentuk matematik yang merupakan simulasi dari masalah yang terjadi.
3. Fungsi Manajemen
Teori manajemen menyatakan bahwa manajemen memiliki beberapa
fungsi. Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliput i berbagai
jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk
suatu kesatuan administratif (Herujito, 2001).
Bagan fungsi Manajemen |
Untuk mencapai tujuannya organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan fungsinya sesuai kebutuhan. Kegiatan fungsi-fungsi manajemen diperjelas secara ringkas, yaitu (Amsyah, 2005):
- Perencanaan (planning) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyusunan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut,
- Pengorganisasian (organizing) adalah yang berkaitan dengan pengelompokan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya,
- Pengaturan personel (staffing) adalah yang berkaitan dengan bimbingan dan pengaturan kerja personel. Unit masing-masing manajemen sampai pada kegiatan, seperti seleksi, penempatan, pelatihan, pengembangan dan kompensasi, sebagai bagian dari bantuan unit pada unit personalia organisasi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM),
- Pengarahan (directing) adalah yang berkaitan dengan kegiatan melakukan pengarahan-pengarahan, tugas-tugas, dan konstruksi,
- Pengawasan (controlling) kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksanaannya sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselasaikan.
4. Pemeliharaan (Maintenance)
3.1 Defenisi Pemeliharaan
Pemeliharaan Mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan
antara Bagian Pemeliharaan dan Bagian Produksi. Karena Bagian Pemeliharaan
dianggap yang memboroskan biaya, sedang Bagian Produksi merasa yang merusakkan
tetapi juga yang membuat uang (Ardhi,
2008). Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan
oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya
dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan.
(Anthony, 1992). Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang
meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses
produksi.
Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya
merawat, menjaga, dan memelihara. Pemeliharaan
adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu
kondisi yang bisa diterima. (Anthony, 1992). Untuk Pengertian Pemeliharaan
lebih jelas adalah tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik dengan
memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin. (Setiawan, 2008).
Menurut Jay and Barry Render, (2001) dalam bukunya “operations
Management” pemeliharaan adalah: “all activities involved in keeping a
system’s equipment in working order” Segala aktivitas
yang didalamnya adalah untuk menjaga sebuah
sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan.
Menurut Sehrawat dan Narang (2001), dalam bukunya “Production
Management”, pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah pekerjaan yang
dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada
sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
Menurut Sofyan (2004), pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau
peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian
yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang
memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Sedangkan menurut Manahan (2004), Pemeliharaan merupakan
semua aktivitas termasuk menjaga peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan
pesanan pekerjaan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan
perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai
dengan pesanan yang telah direncanakan atau ditentukan oleh perusahaan dengan
hasil produksi yang berkualitas.
(Sumber: Heizer, Jay and Render, Barry, (2001), operation
management, practice hall, sixth edition)
3.2 Tujuan Pemeliharaan
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau
peralatan perusahaan dapat dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan
rencana, dan tidak mngalami kerusakan selama
fasilitas/peralatan perusahaan tersebut dipergunakan selama proses
produksi. Oleh karena itu, suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang
pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan
(maintenance) murah sedangkan perbaikan (repair) mahal. (Setiawan, 2008).
Menurut Asyari (2007), dalam
bukunya manajemen pemeliharaan mesin
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai
berikut:
a.
Untuk memperpanjang kegunaan asset,
b.
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Menurut Sofyan (2004), tujuan pemeliharaan yaitu:
a. Kemampuan produksi
dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana produksi,
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
e. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja,
f. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
e. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja,
f. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
Sedangkan menurut Keith (2002), dalam bukunya An
introduction to predictive maintenance menjelaskan adapun tujuan dari di lakukannya
pemeliharaan antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Menjamin tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang mampu memberikan
keuntungan,
b. Menjamin kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat, misalnya sistem pemadam kebakaran, pembangkit listrik, dan sebagainya,
c. Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan peralatan,
b. Menjamin kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat, misalnya sistem pemadam kebakaran, pembangkit listrik, dan sebagainya,
c. Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan peralatan,
d.
Memperpanjang masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga agar masa pakai
peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah di jamin oleh
pembuat peralatan tersebut.
3.3 Fungsi pemeliharaan
Menurut pendapat Agus (2002), fungsi pemeliharaan adalah
agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang
ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam
keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan
yang baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut (Agus, 2002):
a. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
b. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkut an berjalan dengan lancar,
c. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
d. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
e. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan,
f. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.
a. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
b. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkut an berjalan dengan lancar,
c. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
d. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
e. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan,
f. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.
3.4 Kegiatan-kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan
(2004), meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut:
a. Inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui
apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik
untuk menjamin kelancaran proses produksi.
Sehingga jika terjadinya kerusakan,
maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan
laporan hasil inspeksi, dan berusaha untuk mencegah penyebab timbulnya
kerusakan dengan melihat sebab- sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil
inspeksi.
b. Kegiatan teknik (Engineering)
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang
baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti,
serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan
tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan
perubahan-perubahan dan perbaikan- perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari
fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat
diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang
rusak tidak di dapatkan atau diperoleh
komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.
c. Kegiatan produksi (Production)
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang
sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara
fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam
kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan service dan perminyakan
(lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan untuk itu diperlukan
usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
d. Kegiatan administrasi (Clerical Work)
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya
yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
pemeliharaan dan biaya-biaya
yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen
(spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa
yang telah dikerjakan . waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta
lamanya perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yag tersedia di bagian
pemiliharaan. Jadi, dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan
scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa, diminyaki
atau di service dan di resparasi.
e. Pemeliharaan Bangunan (housekeeping)
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan
gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.
3.5 Struktur Organisasi Pemeliharaan (Maintenance
Organization structure)
Praktek terbaik untuk struktur organisasi pemeliharaan
secara langsung tergantung pada unsur-unsur seperti rencana operasi pekerjaan,
jenis pekerjaan pemeliharaan, dan sejenisnya. (Keith, 2002).
3.5.6 Rencana operasi pekerjaan (operation business
plan)
Organisasi pemeliharaan harus di tetapkan untuk memenuhi
tuntutan dari fungsi operasi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan akan di
operasikan 24 jam per hari, 7 hari per minggu memerlukan struktur organisasi
pemeliharaan yang dapat mendukung modus
atau cara operasi. Tenaga
kerja pemeliharaan harus di distribusikan
untuk mendukung operasi terus-menerus dan mempunyai penjadwalan dan perencanaan
yang efektif dapat mengambil keuntungan dari “jendela peluang”, misalnya,
periode ketika permintaan izin produksi mempertahankan aktifitas pemeliharaan.
Di sisi lain, ketika siklus produksi 24 jam per hari, 5 hari per minggu,
organisasi pemeliharaan harus di wujudkan untuk mendapatkan keuntungan penuh
dari jendela 2 hari, misalnya, akhir pekan, untuk melakukan mempertahankan
pemeliharaan.
3.5.7 Jenis pekerjaan pemeliharaan (maintenance
work types)
Sebuah keefektikfan organisasi pemeliharaan harus di susun
untuk menyediakan tingkat batas dari pemeliharaan yang berbeda dengan jenis
pekerjaan. Minimal, organisasi pemeliharaan harus di wujudkan untuk menyediakan
tindakan efektif, dukungan kualitas untuk 3 jenis atau klasifikasi pekerjaan
utama, yaitu, pemeliharaan darurat (emergency maintenance), preventive
maintenance, dan membangun kembali dan pemeriksaan berkala darurat (periodic
rebuild and overhauls).
a. Darurat (emergency), semua organisasi
pemeliharaan harus memberikan respon yang tepat waktu kepada permintaan darurat
bekerja tanpa dapat mempengaruhi kemampuan untuk secara efektif. Memanfaatkan
tenaga kerja atau berdampak negative terhadap biaya perawatan total. Dalam
kebanyakan kasus, ini membutuhkan struktur organisasi yang mendedikasikan
sebagian kecil tenaga kerja, serta perencanaan dan
dukungan pengawasan untuk bekerja tanggap darurat.
b. Preventive Maintenance, pemeliharaan pencegahan merupakan syarat mutlak kehandalan asset dan manajemen asset yang efektif biaya siklus hidup. Sebuah organisasi perawatan yang efektif harus mendedikasikan sebagai tenaga kerja tersebut, serta merencanakan dan dukungan pengawasan untuk konsisten, tepat waktu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan prefentif (preventive maintenance).
c. Membangun kembali dan pemeriksaan berkala (periodic rebuild and overhauls), tanpa kecuali asset produksi membutuhkan overhauls berkala atau membangun kembali untuk menggantikan bagian di pakai, komponen hingga-hidup dan untuk menjamin bahwa tingkat keandalan di terima secara konsisten dipelihara. Karena kewajiban atau resiko, serta tingkat keahlian yang lebih tinggi terkait dengan membangun kembali atau overhauls aktiva modal, struktur organisasi harus memastikan bahwa kualitas terbaik dimanfaatkan untuk jenis pekerjaan.
b. Preventive Maintenance, pemeliharaan pencegahan merupakan syarat mutlak kehandalan asset dan manajemen asset yang efektif biaya siklus hidup. Sebuah organisasi perawatan yang efektif harus mendedikasikan sebagai tenaga kerja tersebut, serta merencanakan dan dukungan pengawasan untuk konsisten, tepat waktu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan prefentif (preventive maintenance).
c. Membangun kembali dan pemeriksaan berkala (periodic rebuild and overhauls), tanpa kecuali asset produksi membutuhkan overhauls berkala atau membangun kembali untuk menggantikan bagian di pakai, komponen hingga-hidup dan untuk menjamin bahwa tingkat keandalan di terima secara konsisten dipelihara. Karena kewajiban atau resiko, serta tingkat keahlian yang lebih tinggi terkait dengan membangun kembali atau overhauls aktiva modal, struktur organisasi harus memastikan bahwa kualitas terbaik dimanfaatkan untuk jenis pekerjaan.
d. Pertimbangan lain, yang harus di perhatikan antara lain adalah:
1)
Eksekusi kerja
2)
Perencanaan dan penjadwalan,
3)
Pusat dan daerah tugas yang seimbang untuk tingkat kesehatan ekonomi,
4)
Ketika salah satu komponen
dari setiap memaksimalkan organisasi,
organisasi bagian pengoptimisasian,
5) Perencanaan dan penjadwalan adalah kuncinya,
5) Perencanaan dan penjadwalan adalah kuncinya,
6)
Penerapan pengetahuan teknis,
7)
Pertimbangkan sifat dari pekerjaan perawatan dan pengendaliannya,
8)
Pertimbangkan dampak kemajuan teknis pada sifat pemeliharaan dan tugas
produksi,
9) Organisasi dimasa depan,
9) Organisasi dimasa depan,
10)
Meliputi pemenuhan pekerjaan,
11)
Merasionalisasi pergeseran jadwal pemeliharaan,
12)
Jadwal off-shift,
13)
Shift utama pemeliharaan,
14)
Split shift diperlukan.
Apapun yang digunakan organisasi harus selalu ada diagram
organisasi mutakhir, dan lengkap penjelasannya yang mendefenisikan semua
departemen dan pelaporan pemeliharaan hubungan pengendalian, dan setiap
hubungan untuk departemen lain. Organisasi harus secara jelas menunjukkan
tanggung jawab untuk tiga tanggapan dasar perawatan: rutin, darurat, dan
backlog.
3.6 Masalah efisiensi pada pemeliharaan
Menurut Manahan (2004), dan Sofyan (2004), Dalam
melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat 2 persoalan
yang dihadapi oleh suatu perusahaan yaitu
persoalan teknis dan persoalan ekonomis.
a. Persoalan teknis
Dalam kegiatan pemeliharaan suatu perusahaan merupakan
persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk menghilangkan
kemungkinan–kemungkinan yang menimbulkan kemacetan yang disebabkan karena
kondisi fasilitas produksi yang tidak baik. Tujuan untuk mengatasi persoalan
teknis ini adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi perusahaan
dapat berjalan dengan lancar. Maka dalam persoalan teknis perlu diperhatikan
hal-hal berikut:
- Tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara atau merawat peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki atau meresparasi mesin-mesin atau peralatan yang rusak,
- Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian pertama diatas dapat dilakukan.
Jadi, dalam persoalan teknis ini adalah bagaimana cara
perusahaan agar dapat mencegah ataupun mengatasi kerusakan mesin yang mungkin
saja dapat terjadi, sehingga dapat mengganggu kelancaran proses produksi.
b. Persoalan ekonomis
Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan disamping
persoalaan teknis, ditemui pula persoalan ekonomis. Persoalan ini menyangkut
bagaimana usaha yang harus dilakukan agar kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan
secara teknis dapat dilakukan secara efisien. Jadi yang ditekankan pada
persoalan ekonomis adalah bagaimana melakukan kegiatan pemeliharaan agar
efisien, dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi dan tentunya
alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan
perusahaan. Adapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan pemeliharaan adalah
biaya-biaya pengecekan, biaya penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian, dan
biaya perbaikan atau resparasi. Perbandingan biaya yang perlu dilakuka n antara
lain untuk menentukan:
1) Apakah sebaiknya dilakukan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) ataukah pemeliharaan korektif (Corrective maintenance) saja. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah:
1) Apakah sebaiknya dilakukan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) ataukah pemeliharaan korektif (Corrective maintenance) saja. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah:
- Jumlah biaya-biaya perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi karena tidak adanya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), dengan jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi walaupun telah diadakan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), dalam jangka waktu tertentu.
- Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan terhadap suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut,
- Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dibutuhkan oleh suatu peralatan dengan jumlah kerugian yang akan di hadapi apabila peralatan tersebut rusak dalam operasi produksi,
2) Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki
dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu
diperbandingkan adalah jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki
peralatan tersebut di bengkel perusahan sendiri dengan jumlah biaya perbaikan
tersebut di bengkel perusahaan lain. Disamping perbandingan kualitas dan
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya,
3) Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki
atau diganti. Dalam hal ini biaya-biaya perlu diperbandingkan adalah:
- Jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar atau nilai dari peralatan tersebut,
- Jumlah biaya perbaikan dengan harga peralatan yang sama di pasar.
Dari keterangan diatas, dapatlah diketahui bahwa walaupun
secara teknis pemeliharaan pencegahan (preventive
maintenance) penting dan perlu dilakukan untuk menjamin
bekerjanya suatu mesin atau peralatan. Akan tetapi secara ekonomis belum tentu
selamanya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yang terbaik dan
perlu diadakan untuk setiap mesin atau peralatan. Hal ini karena dalam
menentukan mana yang terbaik secara ekonomis. Apakah pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance) ataukah pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
saja. Harus dilihat faktor-faktor dan jumlah biaya yang akan terjadi. Disamping
itu harus pula dilihat, apakah mesin atau peralatan itu merupakan strategic
point atau critical unit dalam proses produksi ataukah tidak, jika mesin atau
peralatan tersebut merupakan strategic point atau critical unit, maka sebaiknya
di adakan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) untuk mesin atau peralatan
itu. Hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan yang tidak dapat
diperkirakan, maka akan mengganggu seluruh rencana produksi.
referensi :
- Asyari Daryus; Manajemen Pemeliharaan Mesin(2007) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Jakarta.
- Corder, Anthony (1992), Teknik Manajemen Pemeliharaan, Jakarta: Erlangga.
- Dhillon (2006) maintainability, maintenance, and reliability for engineers, CRC/Taylor & Francis
- Heizer, Jay and Render, Barry, (2001), Operation Management, Prentice Hall, sixt Edition
- Herujito, Yayat M. (2001), Dasar – Dasar Manajemen. PT. Grasindo, Jakarta.
- Jay dan Barry Render. (2004). Operations Management. New Jersey: Pearson.
- Keith. (2002) Organisational Behavior: Human Behavior At Work, 11th edition. New Delhi: Tata McGraw-Hill Book Company.
- Manahan P. Tampubolon, "Manajemen Operasional" 2004
- Mobley, R.Keith, 2002, An introduction to predictive maintenance, 2nd ed, Butterworth-Heinemann, USA
- Mulyadi(1999), Akuntansi Biaya; Yogyakarta; Aditya Media.
- Munson, Bruce R., 2006, "Mekanika fluida", Jakarta: Erlangga.
- Sularso, Ir and Tahara Haruo, 1987, “Pompa dan Kompresor”, Jakarta: Penerbit Pradnya Paramitha.
- http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/481-manajemen-pemeliharaan-pompa-sentrifugal.html
Selam admin guzel konular ve guzel site basarilarin devamini bekleriz tanks
ReplyDeleteAdmin tenku supwr
ReplyDelete