Tuesday, March 24, 2009

Museum Otak

Disuatu hari saya ikut Kuliah umum dikampus, kuliah umum mengenai Kondisi Kelistrikan Indonesia saat yang diisi oleh Pak Heru Subagyo dari pengurus Pusat Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia sebagai pemateri. Dalam materinya Pak Heru menyampaikan pesan dalam Materinya tentang seorang temannya yang datang ke Amerika, kemudian temanya itu diajak oleh rekan kerja nya dari Amerika ke Museum Otak. Kawan Pak Heru datang ke Negerinya Obama, anggap saja kawan nya Pak Heru ini namanya Pak Agus.

Pak Agus ini diajak kawannya ke Museum Otak oleh rekanya dari Amerika. Ketika sampai di depan gedung itu dengan semangat Pak Agus memasukinnya. Satu persatu di jajakinya.
Dalam museum ini terdapat otak-otak manusia baik yang terkenal maupun yang tidak terkenal dan otak-otak dari seluruh dunia dikumpul disini semua. Satu persatu Rekan Pak Agus ini menjelaskan satu persatu otak-otak yang terdapat di Museum otak tersebut. Nah sampailah ke otak orang Eropa, rekan Pak Agus menjelas otak orang eropa itu banyak yang rusak sambiil memperlihatkan otak orang Eropa ke Pak Agus.

Kemudian Pak Agus diajak melihat otak dari manusia asal Amerika, otak Orang Amerika banyak juga yang hancur, kemudian Rekan Pak Agus mengajak kembali ke melihat otak orang afrika, otak orang afrika banyak yang hancur. Kemudian Pak Agus diajak lah ke stan otak orang Jepang, waktu dijelaskan Otak orang Jepang paling rusak dari otak-otak yang lain. Pak Agus jadi heran saja melihat kondisi itu dan Pak Agus jadi tak sabar pingin liat Otak orang Indonesia seperti apa.

Nah saat yang ditunggu oleh Pak Agus sampai juga, rekan Pak Agus membawa Pak Agus ke tempat otak orang Indoensia. Ketika sampai di tempat otak orang Indonesia. Rekan pak Agus langsung menjelaskan kepada Pak Agus, “otak orang Indonesia bagus-bagus” ujar rekan Pak Agus. Langsung Pak Agus bangga apa yang dikatakan oleh Rekan pak Agus itu, sambil tersenyum bangga, bahwa otak orang Indonesia itu bagus pasti orang Indonesia itu pintar-pintar.

Kemudian rekan Pak Agus langsung bertanya sama Pak Agus “Pasti kamu Bangga kan karena otak-otak orang Indonesia itu bagus-bagus. Otak-otak orang Indonesia itu bagus-bagus karena ot
ak orang Indonesia tidak pernah dipakai” ujar rekan pak agus itu. Kemudian rekan pak agus itu menjelaskan “kenapa otak orang Jepang itu rusak-rusak karena mereka selalu menggunakan otak mereka untuk berfikir dan menciptakan” tambah Rekan Pak Agus itu. Pak Agus pun yang tadi tersenyum sekarang jadi tertunduk lesu.

Pesan yang tersirat dari pengalaman ini begitu banyak, dalam hidup ini kita harus selalu menggunakan otak untuk berfikir, untuk berkerja dan untuk menciptakan sesuatu karena jika otak tidak pernah rusak itu berarti potensi yang ada kita tidak pernah dikeluarkan. Potensi otak yang ada pada manusia harus terus menurus digunakan sehingga kita bisa optimalkan kinerja otak ini. Jika semua orang Indonesia menggunakan otaknya dan tidak menggunakan logicanya saja, besar harapan terjadi berbagai perubahan di negeri ini dan kita akan menjadi lebih baik.

Saturday, March 21, 2009

Brief History of Aceh

Acheh or Achin, it was most powerful between 1607 and 1636. Imperialist rivalries among Portugal, Britain, and the Netherlands for control of Acheh dominated its history during the remainder of the 17th century.
In 1819 the British government acquired exclusive trading privileges with the sultanate, but a subsequent Anglo-Dutch agreement (1824) made the sultanate virtually a protectorate of the Netherlands. A Chinese resistance to Dutch control culminated in a long and bitter conflict (1873-1908), which recurred at intervals until the establishment after World War II of the Republic of Indonesia. During this period the Dutch succeeded in subjugating only the coastal areas.


SUMATRA, ALSO KNOWN AS SUMATERA, ISLAND IN THE WESTERN Indonesia, westernmost of the Sunda Islands, bordered by the Indian Ocean. The island extends in a southeastern to northwestern direction; it is separated by the Strait of Malacca from the Malay Peninsula on the northeast and by Sunda Strait from Java on the southeast. Sumatra consists of the region of Acheh and the provinces of Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, and North, South, and West Sumatra. The chief cities include Palembang and Padang. Area, 473,605 sq km/ 182,860 sq mi; population (1995 estimate) 40,830,400.

The island has a maximum length of about 1770 km (about 1100 mi) and a maximum width of about 435 km (about 270 mi). A great volcanic mountain chain, known as the Barisan Mountains and including several parallel ranges, traverses Sumatra, following the western coast. The highest peak on Sumatra is Kerinci (3805 m/12,484 ft). Along the eastern coast is a broad, gently sloping plain where all the main rivers flow, including the Musi, Hari, Indragiri, and Kampar, of much importance for interior navigation. The largest of the many Sumatran lakes is Lake Toba, about 80 km (about 50 mi) long. The equator passes nearly through the center of the island, and the mean annual temperature ranges from 25° to 27° C (77° to 81° F). Annual rainfall varies between 2286 and 4699 mm (90 to 185 in). Earthquakes and destructive storms, often causing injury and loss of life, are common. The soil is extremely fertile, and most of the island is densely forested; banyans, palm, rubber, and teak are among the trees found here.

Fauna comprise the elephant, orangutan, siamang (black gibbon), tiger, tapir, and other animals common to the Malay Archipelago. Mineral deposits are large and include bauxite and petroleum. Agriculture, the predominant activity, is pursued on small farms or on large plantations. The principal indigenous food crops are rice, by far the largest, and corn. Estate cultivation is primarily of rubber, tea, coffee, coconuts, and spices, principally for export.

The indigenous Sumatrans belong, linguistically and culturally, to the Malayan peoples and are sometimes grouped as Indonesians. Among the most important ethnic groups are the Achenese and Gayos in the north, the Bataks in the interior, the Lampongs in the south, and the Malays throughout Sumatra. Islam is the prevailing religion. The population includes large groups of Indians, Chinese, and Arabs and some Europeans, who live principally in the coastal regions.

Marco Polo, the Venetian explorer, visited the island about 1292, and in 1509 Portuguese traders established stations here. In the 17th century the Dutch obtained a foothold on Sumatra and gradually extended their dominion. In the late 17th century the British also began establishing themselves in Sumatra. Anglo-Dutch rivalry was bitter until 1824, when the British gave up their claims to Sumatra to the Netherlands in return for Malacca.

Throughout the 19th century the Dutch continued to extend their authority over local rulers; the last great struggle (1873-1903) was with the Achenese. Almost all Sumatra was occupied by Japanese troops during World War II (1939-1945), from 1942 until the conclusion of the war. Sumatra became a principal component of the Indonesian struggle for independence following World War II.' (Encarta Encyclopedia)



"The Achenese administration's ignorance of the region had led them to commit serious errors."
(C. Snouck Hurgronje, a professor of Islamic studies at the University of Leyden)

http://www.achehtime.com/

Thursday, March 19, 2009

POLISI HARUS MAMPU MEMBERIKAN RASA AMAN KEPADA MASYARAKAT MENJELANG PEMILU 2009

Banda Aceh – Menjelang Pelaksanaan Pemilu pada April 2009, Kontras Aceh bekerja sama dengan koalisi masyarakat sipil untuk Advokasi Reformasi sector keamanan Aceh menggelar Training Security Sektor Reform (SSR) dengan mengambil tema Penguatan Kapasitas Masyarakat dalam mengelola sector Keamanan Aceh yang berlangsung pada 16 – 18 Maret 2009 di Sultan Hotel Banda Aceh.

Pada Konfresi Pers yang digelar Rabu (18/03) oleh Jaringan Security Sector Reform mendesak agar Kepolisian Selaku pemegang penuh pengamanan Pemilu di Aceh agar segera menyelesaikan berbagai satu atau dua kasus kriminalitas yang terjadi di Aceh menjelang Pemilu 2009 karena hal ini bisa menjamin rasa aman kepada Masyarakat menjelang pemilu 2009. Ada keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ikut menjaga keamanan Pemilu nanti harus bersifat sementara serta dengan kewenangan yang terbatas. Serta perbantuan Personil dalam jumlah besar (Personil Polisi yang dibantu TNI) yang mengamankan Pemilu harus mengikuti aturan hokum yang berlaku dan didgunakan secara porprosonal dan terukur dengan menghormati hak azazi manusia. serta Polisi harus segara memperbaiki citranya jika polisi gagal menyelesaikan berbagai kasus tindakan criminal dan kekerasan di Aceh ini akan menjadi preseden buruk dalam kerangka reformasi dan profesionalisme Kepolisian dan akan menjadi bukti kegagalan Negara dalam memberikan rasa aman dan melindungi hak-hak politik warga negaranya.

Dalam Konfrensi Persnya Zulfikar dari Koalisi NGO HAM Aceh mengatakan “Pihak Kepolisian Harus segera mennyelesaikan berbagai kasus criminalitas yang terjadi menjelang Pemilu serta Kepolisian harus memperjelas bagaimana dan apa yang dimaksud dengan daerah rawan atau tidak rawan karena selama ini masih belum jelasnya status-status daerah mana yang dianggap daerah rawan oleh kepolisian.”

Zulfikar juga menambahkan Koalisi dari Lembaga Suadaya Masyarakat (LSM) dan element yang ada di Aceh telah Membuka Posko Masyarakat Sipil untuk Memantau Pemilu yang ada di Aceh, Posko ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk turut serta menjaga keamanan Aceh dengan melaporkan berbagai pelanggaran yang terjadi menjelang Pemilu April Mendatang.

Sementara itu Menurut Saiful haq yang merupakan pengamat militer menerangkan “bahwa kterlibatan Pihak TNI harus Jelas prosedurnya dan wewanangnya karena selama ini kita tahu bahwa TNI merupakan pasukan yang bergerak dengan untuk perang dan suasana pemilu ini bukan untuk Perang, makanya dengan itu harus jelas apa tugas dan wewenangnya ,” Ujarnya.

Saiful Haq menambahkan “seharusnya Polisi bisa menyelesaikan berbagai kasus kriminalitas yang berbau politik ini menjelang Pemilu, bagaimana tidak beberapa waktu lalu Kepolisian telah berhasil mengungkap beberapa kasus Kriminalitas yang terjadi terpaut dengan masalah ekonomi, dan ini menjadi sebuah pertanyaan besar apakah kinerja kepolisian kurang maksimal,” ungkapnya.

Bambang Widodo dari PTIK juga menambahkan “ jumlah personil Polisi yang masi sedikit saat ini menjadi perhatian khusus sehingga untuk menegakan hokum agak kesulitan sehingga perlu ada partisipasi masyarakat secara total untuk membantu polisi, Polisi akan bertindak tegas sesuai dengan hokum,”

Banyaknya masuk laporan terjadi tindak kriminalitas yang terjadi diberbagai daerah di Aceh ke Posko Masyarakat Sipil Pemantau Pemilu menjadi perhatian, masih belum selesainya kasus-kasus pelanggaran yang terjadi dikarenakan minimnya Personil Polisi yang diturunkan dan Pihak Kepolisian melalui Kaserkrim Polda NAD telah berupa semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus criminalitas ini menjelang Pemilu April Mendatang.

Peran dan Kewenangan Penegak Hukum Dalam Pelaksanaan Pemilu 2009

Dimulainya masa Kampanye terbuka semua Partai peserta Pemilu di Aceh menjadi perhatian banyak pihak, Ikrar Bersama Pemilu Damai yang ditanda tangani oleh 43 Partai peserta Pemilihan Umum Anggota legistlatif 2009 ini menjadi awal dimulainya Kampanye terbuka, persaingan elit politik mencari simpati dari pendukungnya.

Namun perhatian banyak pihak ini terkait dengan masih banyaknya kasus-kasu pelanggaran dan intimidasi yang belum terselesaikan, padalah Aceh memiliki kekhususan dalam mewarnai pemilu 2009, dengan adanya pengamanan Pemilu di Aceh keterlibatan TNI dan Polisi ikut mewarnai keberuntungan rakyat. Dimana polisi mengerahkan 7000 personil dan dibantu 1000 personil TNI. Kesemua Personil Polisi dan Polri ini akan terus mengamankan Pemilu dari masa kampanye terbuka sampai 3 minggu kedepan dan pada hari pelaksanaan Pemilu 2009 ini. Kedudukan TNI ini dalam pengamanan Pemilu 2009 ini bukan semata-mata karena ketidakmampuan personil kepolisian, namun kedudukan TNI ini diatur dalam mekanisme pemilu 2009 dengan UU No. 10 Tahun 2008 sudah jelas disebutkan, “Bahwa tiga institusi Negara yang berperan penting dan saling melakukan koordinasi untuk melakukan Penegakan Hukum Terpadu yaitu : Panwaslu, Kepolisian RI, dan Kejaksaan RI. Tentunya isi dari Undang-undang tersebut melibatkan pihak TNI, kecuali sebagai tugas perbantuan atas permintaan Kepolisian RI.

Bicara dalam Talkshow yang digelar Achehnes Civil Society Task Force (ACSTF) pada hari Senin (16/03), Teuku Banta Syahrizal yang mewakili Activis Partai Politik mengatakan “ Pengamanan Pemilu 2009 ini sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman, nyaman dan tenteram kepada masyarakat yang akan memberikan suaranya tanpa adanya paksaan dan intimidasi dari semua pihak, dan memberikan Kenyamanan bagi semua peserta pemilu 2009 ini, Aceh sendang memasuki masa transisi dan pemilu di Aceh ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain seperti adanya partai local. Karena dengan semangat Partai Lokal sendiri diharapkan bisa membawa amanat rakyat lebih baik ke depan. Dengan orientasi setelah pelaksanaan pemilu nanti akan adanya contact partai dengan masyarakat sehingga bisa membawa Aceh lebih baik ke depan.” Ujarnya.

Teuku Banta menambahkan “banyak masyarakat Aceh masih merasa berada dalam kondisi konflik dan hal ini menimbulkan rasa ketidakpercayaan terhadap institusi pemerintah, sehingga masyarakat masih ada rasa takut untuk melaporkan banyak pelanggaran baik tindak kriminalitas karena mereka merasa masih ada intimidasi. Pemilu ini akan berajalan baik jika semua pihak yang terlibat dalam pemilu ini mempunyai etikat baik, pasti tidak akan terjadi masalah”.

Peran Kepolisian dalam pengamanan Pemilu 2009 sangat besar, ribuan personil disiagakan untuk mengamankan pesta demokrasi yang bersejarah di Aceh ini, Kombes. Pol. Bambang Sucahyo Dit. Intelkom Polda NAD menerangkan, “Polisi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam menyiagakan lebih kurang 7000 personil untuk mengamana masa Kampanye yang berlangsung selama tiga minggu ini, memang Polda NAD sendiri masih menyadari kekuatan polisi untuk mengamankan pemilu ini masih kurang karena itu kita mengharapkan kepada masyarakat agar turut serta membantu pihak Kepolisian dengan memberikan keterangan jika terjadi pelanggaran kepada Polisi yang terdekat sehingga kita bisa mengurangi tindakan kriminalitas. Untuk hari pelaksanaan Pemilu nanti pada 9 April 2009 Polda NAD menyiagakan 10.000 personil Polisi yang akan ditempatkan di berbagai TPS, ” ujarnya.

Ketika ditanya dengan ada beberapa daerah rawan di Aceh, Bambang menjelaskan bahwa Polda Aceh akan menurun personil di daerah-daerah rawan dengan pengawasan yang ketat. Dan kita akan tempatkan beberapa personil polisi di TPS-TPS yang dianggap rawan. Polisi akan mengambil tindakan tegas jika pada pemilu nanti terjadi perlanggaran yang menjurus kriminalitas tanpa perlu koodinasi dengan Panwaslu, tapi kalau itu pelangaran pemilu biasa kita tunggu itu diproses dulu oleh Panwaslu baru kita tindak” tambahnya.

Untuk membantu masyarakat menyampaikan informasi jika terjadi intimidasi Polda Aceh menyiapkan Posko Pemantau Keamanan Pemilu 2009 yang ditempatkan di Tiap-tiap Polres yang ada di Aceh dan berkoordinasi dengan Posko Pemantau Kemanan Pemilu Induk di Polda NAD. Ditiap posko tersebut diberi pelayan pengaduan via Short Message Service (SMS) untuk memudahkan pengaduan.

Masih banyak daerah-daerah yang masih terjadi berbagaik tindak pelanggaran dan intimidasi membuat, ibu nina salah seroang warga Banda Aceh mengaharapakn “agar Polisi terus menyelidiki berbagai kasus dan kalau bisa ditutaskan segara, karena masih ada beberapa seperti di daerah Pidie masih ada pelanggaran dan intimidasi membuat masyarakat merasa tertekan” ungkapnya.

Polda Aceh sendiri sangat mengaharapakn partisipasi warga untuk ikut membantu menjaga perdamain di Aceh dengan melaporkan berbagai tindakan kriminalitas tanpa ada rasa takut dan sama-sama mengajalakan pemilu ini dengan jujur , tertib dan nyaman.

Monday, March 16, 2009

Example Usage of Engineering Software

Auto cad

Introduction
Computer Aided Design (CAD) allows engineers to create detailed designs of parts with maximum efficiency and minimal cost. The days of the drawing boards are essentially over with the release of affordable and easily used 2D and 3D CAD packages. The aim of CAD is to apply computers to both the modeling and communication of designs. This includes automating such tasks as the production of drawings or diagrams and the generation of lists of parts in a design, and providing new techniques which give the designer enhanced capabilities to assist in the design process.
Computer-aided design now involves the creation of a central design description or model data which all applications in design, analysis and manufacturing can utilize. Computer-based techniques for the analysis and simulation of the design, and for the generation of manufacturing instructions, are now closely integrated with the techniques for modeling the form and structure of the design.


Computer Aided Manufacturing – CAM

Introduction to CAM
The CAD model data generated during the design process can be utilized further by the Computer Aided Manufacturing process. A good CAD/CAM system eliminates the need to manually calculate tangencies or to do the trigonometry required to calculate tool paths, saving valuable programming time. It also provides a consistent finish and predictable results.
For shops doing a lot of production machining, tool path efficiency becomes another major consideration. If the same part is run hundreds or thousands of times, any wasted moves in the tool path can be costly. One of the recent developments in CAM is the introduction of Knowledge-based Machining.



Knowledge Based Machining simply automates repetitive operations to drastically reduce part programming time especially when a shop finds itself machining a number of the same part features from job to job. A Knowledge-based machining system captures the user's expert knowledge about certain operations, storing them in a database and making tedious information reentry a thing of the past. This aspect of the software is especially helpful for smaller and medium size job shops that don't do a lot of complex three-dimensional machining but instead focus largely on holemaking and 2 1/2 axis milling. Industry statistics indicate that holemaking constitutes over 70% of machine shop operations, while plain milling makes up another 22%.
________________________________________
Computer-Aided Process Planning

Computer-Aided Process Planning is concerned with the preparation of a route sheet for the engineering drawing of the work part which must be interpreted in terms of manufacturing process to be used. The route sheet is a listing of the sequence of operations. Closely related to process planning are the functions of determining appropriate cutting conditions for the machining operations and setting the time standards for the operations which are aided by computers.

source : engineering software.com

Dayah Sebagai Pendidikan Formal Generasi Muda

Dewasa ini banyak masyarakat yang mengecam berbagai pendidikan formal diberbagai sekolah yang ada di Aceh. Pendidikan formal yang diwajibkan Pemerintah sendiri adalah pendidikan 9 tahun untuk mengurangi angka buta huruf di Indonesia.

Tanpa disadari pendidikan formal membutuhkan berbagai fasilitas pendukung untuk membuat siswa menjadi maksimal dalam meraih ilmu yang didapatnya. Banyak sekolah-sekolah yang terkenal di Aceh menjadikan pendidikan non formal sebagai penyokong untuk meningkatkan kapasitas siswa.

Aceh sebagai daerah yang bersyariat Islam memiliki puluhan ribu Dayah atau sering dikenal dengan pesantren. Banyak dayah-dayah di Aceh membuka kelas pengajian selepas waktu pendidikan formal.

Di Dayah sendiri siswa bisa belajar bagaimana pendidikan Agama baik dari dasar maupun sampai tingkat lanjut. tidak hanya mengaji, dayah sendiri menjadi penyokong pendidikan umat dari masa dulu sampai sekarang. Namun sangat disayangkan keberadaan dayah ini masih dianggap terbelakang atau ketinggalan zaman.

Banyak dayah-dayah di Aceh sudah menjadi dayah modern, dengan memasukan berbagai mata pelajaran umum untuk menyokong perkembangan generasi muda Aceh agar menjadi pemimpin yang tidak hanya berwawasan luas tapi juga mempunyai keimanan yang tinggi sehingga dapat membangun bangsa ini menjadi Negara yang aman makmur sentosa.

Minat anak muda Aceh menuntut agama masih sangat kuat walaupun berbagai pengaruh globalisasi masuk mengusik kehidupan remaja-remaja Aceh masih sangat kuat. Untuk menahan pengaruh barat itu perlu adanya suatu pendidikan baik mental, pengetahuan dan agama untuk menyokong genarasi muda ini.

Seperti diungkapkan oleh Tgk. Samsuar Ibrahim pengajar di Dayah Makanul ‘Ubudiyah Aceh Besar ketika ditanya pengaruh Dayah bagi anak muda, “Anak-anak muda Aceh perlu adanya pendidikan Agama baik di Meunasah ataupun di Dayah-dayah baik secara formal maupun non formal. Dan ini akan membentuk mental-mental pemimpin yang disegani karena memiliki pemahaman agama yang kuat” ujarnya.

Walaupun realita kita lihat produk-produk hasil dayah masih kurang diakui didalam kehidupan masyarakat karena masyarakat masih dibawah pengaruh pemahaman-pemahaman barat. (putra)

Thursday, March 12, 2009

Kriminalitas Menjelang Pemilu di Aceh

Banda Aceh - Achehnese Civil Society Task Force (ACSTF) bekerja Sama dengan Kontras Aceh dan Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS) menggelar acara Seminar Sehari yang bertemakan Kriminalitas Menjelang Pemilu serta mencari solusi guna menuju Pemilu Damai yang berlangsung Rabu(11/03) di Ruang Pertemuan Chaya Sultan Hotel Banda Aceh.

Seminar ini diisi oleh KOMBES Pol. Drs. H. S. Maltha yang merupakan Dis RESKRIM Polda Nanggroe Aceh Darussalam mengenai kesiapan Polda Aceh pada Pemilu 2009 ini. Dalam seminar ini S. Maltah mengatakan “Jumlah polisi di Aceh 11.000 personil. Pihak Reskrim mencoba memecahkan 16 jenis kasus pidana Pemilu yang sudah muncul dan mewarnai benang hitam untuk Pemilu di Aceh. Dimana kesemua Pelaku dalam kasus tersebut masih tidak jelas, cara mereka menciptakan kasus secara umum sangat terlatih bahkan terorganisir. Misalnya , permasalahan yang sering didapatkan dalam kasus, belum jelas bagaimana bentuk investigasinya, pada pengeboman granat sebagai barang bukti tidak memiliki nomor registrasi, sehingga ini menjadi handicamnya buat pihak Reskrim, kebanyakan dari kasus untuk pembuktiannya harus menunggu waktu ini “scientific crime”. Kondisi lain, Community Policing, maling teriak maling, dan pada jam-jam tertentu selalu mendapatkan kasus pengeboman yang tidak memakan korban jiwa. Loosing information, linmas, polisi, dan tempat saling “umpet-umpetan”. Harapannya, supaya kita tidak pesimis, karena SDM kepolisian meningkat, tentunya dengan kasus yang bisa diselesaikan hanya 50% dan ini membuat kuantitas saya setuju bahwa, kepolisian masih minim. Dan harapan terbesar saya, pihak reskrim bersama dengan masyarakat dapat mengungkap siapa dalang terbesar dari kasus-kasus yang selama ini meresahkan masyarakat Aceh.”

S. Maltha juga menambahkan “ seharusnya kita mengajak masyarakat dan calon legistlatif dari daerah-daerah yang selama ini menjadi tempat maraknya kriminalitas,agar bersama-sama kita menjaga daerah tersebut. Menjaga kemanaan memang tugas polisi tetapi, sudah sepatutnya masyarakat ikut menjaga keamanan didaerahnya masing-masing, dan kita akan menindak tegas pelanggaran pidana yang terjadi pada masa pemilu setelah diserahkan kepada Badan pengawas Pemilu Aceh” ujarnya.

Seminar sehari ini juga diisi oleh Pemateri dari Ketua Badan Pengawas Pemilu Aceh Nyak Arif fadilah mengatakan, sangat sulit mengadakan pengawasan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi karena tahapan-tahapan pemilu sudah berjalan, pengawasan adalah konteks partisipasi masyarakat sesuai dengan yang berlaku. Demokrasi politik merupakan proses meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpesta demokrasi. Pemilu bukan peralihan kekuasaan dari satu rezim ke rezim lain. Karena arti berdemokrasi sendiri adanya partisipasi masyarakat, sedangkan tugas Panwaslu adalah dalam konteks pelangaraan, menerima laporan, sertan menemukan bukti pelangagaran adalah strategi dan menindaklanjutinya,” kata Nyak Arif fadila ini.

Semua pelanggaran yang terjadi akan ditindaklajuti dan sesuaikan dengan bentuk pelanggarannya, apabila pelanggaran yang terjadi itu adalah, pelanggaran tindakan Pidana maka pelanggaran itu akan diserahkan kepada Polri selaku pihak keamanan yang menjaga keamanan pemilu 2009. Sosialisasi pemilu merupakan, bukan kewajiban dari Panwaslu tapi adalah kewajiban dari Komite Independen Pemilihan (KIP) Aceh ” tambahnya.

Nyak Arif juga menambahkan pada Tahapan Pemilu sudah lewat, berkaitan dengan data pemilih, harus diperhatikan adanya data Pemilu tambahan. DPT sudah ada, 60000-an tambahan pemilih di Aceh. Panwas berusaha, sesuai dengan mekanisme, supaya tidak ada pengerahan massa dari dapil tertentu. Jumlah pemilih ditambah 2 % (cadangan) dan ditambah 1000, untuk mengantisipasi terjadinya pemilihan ulang. Karena tahapan molor, dalam surat KIP ada instruksi dari KIP kabupaten/kota untuk berhubungan langsung dengan posko logistic di Jakarta jika ada losgistic yang kurang kemudian ada juga sura suara rusak. Perlengkapan dan distribusi masih menjadi soal. Kita ingin menepis chaos dan pertanyaan ada pemilu atau tidak. “

Tidak hanya Panwaslu seminar ini diisi juga oleh pemateri Mufti Makaarim yang mengatakan “Pemilu itu apa dan membawa mekanisme apa, pemilu itu mengandung asas di UU no. 22 tahun 2007 dan itu menjadi satu prasyarata parlementer, dan itu sudah menjadi bunga-bunga dan out dibuat perdagagan dan pengawasan pemiludan penilaian pemilunya. Ada tolenrasni untuk membuat kita maksimal dan mentolerir kita yang maksimal”.

Mufti juga menambahkan “mengenai Program Polmas, dimana sejak awal masyarakat mengerti Pemilu yang ada dibenak masyarakat bukan persoalan menang dan kalah, ada hal lain yang bisa dipelajari dari Pemilu, baik kalah dan menang. Tentunya, hal ini parallel dengan Aceh sebagai model penyelesaian moderat dari penyelesaian konflik, pastinya ada Negara-negara lain yang bisa kita ambil contohnya seperti Inggris dan Kanada”.

Pemateri ke-4 dari Seminar ini adalah Djuanda M. Jamal yang menyampaikan materi tentang tanggapan CSO dalam menyikapi intimidasi dan kriminalitas menjelang pemilu 2009. Seharusnya, pemerintah Aceh bisa menginisiasi pengembangan/pembentukan suatu situasi yang kondusif. Dengan menjadikan Momentum rehabilitasi dan Rekontruksi sebagai batu loncatan untuk maju. Dan bagaimana menjadikan Pemilu 2009 , Ini untuk kontribusi pengembangan struktur politik nasional dengan adanya contoh Partai Politik Local yang menjadi peserta pemilu 2009.

Seminar sehari ini sendiri dihadiri sekitar 30 orang peserta yang terdiri dari lsm, mahasiswa, tokoh masyarakat dan juga perwakilan dari partai-partai yang menjadi peserta pemilu 2009 ini. (putra)

Monday, March 9, 2009

PANTAI LAMPU’UK


Pesona Pantai Aceh dengan lautnya yang biru dan pasirnya yang putih dan keindahan Paronama alam sambil menikmati indahnya matahari terbenam didaerah

paling ujung pulau sumatra”




Aceh yang merupakan daerah unjung barat Indonesia yang terletak paling Ujung Pulau Sumatra, secara geografis Aceh sangat strategis dikelilingi laut dan diapit oleh selat Malaka disebelah timur dan Samudra Hindia disebelah barat. Disamping itu Aceh memiliki kekakaayan alam yang luar biasa indahnya gunung-gunung yang terdapat banyak material didalamnya serta kekayaan laut yang melimpah ruah.


Banyak Pesisir Pantai Aceh yang menjanjikan pesona wisata yang luar biasa merupakan potensi yang sangat besar untuk pengembangan pariwisata di tanah rencong ini. Salah satu pantai yang menjadi andalan pariwisata Aceh adalah Pantai Lampu’uk.


Pantai Lampu’uk, Pantai ini memang sudah dari dulu menjadi tempat rekreasi, pantai yang sempat hancur diterjang tsunami ini sekarang menjadi sebuah pantai yang menjanjikan pesona wisata Alam yang luar biasa. Anginnya yang sepoy-sepoy, gelombangnnya yang tenang membuat Pantai Lampu’uk ini nan indah. Lautnya yang biru menjadi daya tarik sendiri membuat seakan yang melihatnya bagaikan berada ditengah samudra. Pantai ini setiap minggunya dipenuhi berbagai pendatang baik turis macanegara local maupun penduduk Aceh yang ingin menikmati pemandangan indah di pantai Lampu’uk ini.


Selain anda bisa berenang di pantainya yang biru dan bersih pengunjung pun akan dimanjakan dengan makanan khas pantai Lampu’uk, yaitu ikan Bakar Lampu’uk. Ikan bakar ini sendiri sebelum dinikmati pengunjung bisa memilih ikan yang akan dibakar, ikannya besar-besar dan segar. Tidak hanya beberapa makanan khas Laut seperti udang dan cumi-cumi ikut meramaikan makanan khasi tersebut. Susah dibayangkan makan ikan bakar yang segar sambil menikmati pemandangan laut. Uniknya makanan ikan bakar ini dinikmati sambil duduk diatas Pondokan lesehan, atau yang lebih terkenal di Aceh adalah Jamboo. Menikmati sambil semilir angin sepoy-sepoy memanjakan kita.



Tidak hanya makanan yang dapat memanjakan pengunjung, tapi pengunjung bisa menikmati ‘keindahan Pantai Lampu’uk dengan Banana boat, banana boat ini sebuat kapal karet yang berbentuk pisang yang dapat dinaiki oleh 5 orang dan ditarik oleh sebuah kapal, dan pengungjung cukup membayar Rp. 25.000 saja kepada pengelola, dan pengolola memberikan pengamanan yang cukup memadai kepada setiap pengunjung yang akan menaiki banana boat ini. Banana boat ini akan membawa anda keliling pantai Lampu’uk sampai 20 meter dari bibir pantai, Luar biasa rasanya kalau Menikmati laut yang nan biru sambil berputar-putar selama 20 menit.


Panjang areal Pantai lampuuk ini sangat panjang mencapai 4 Kilo meter sampai ke Sebuah gunung karang, yang dimana terdapat banyak gua-gua dibawah air. Anda bisa menikmati sambil berjalan diatas pasir pantai yang putih. Tiap hari sabtu dan minggu pantai ini ramai dikunjungi pengunjung namun tidak kalah juga hari libur pun Pantai Lampu'uk ramai dikunjungi warga Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.


Pantai Lampu’uk ini tidak hanya menawarkan berbagai keindahan Panorama alam dan keindahan lautnya, tapi bagi anda yang ingin menikmati wisata religious anda bisa mengunjungi Mesjid Rahmatullah Lampu’uk mesjid ini tidak jauh dari pantai, Mesjid Rahmatullah ini adalah satu-satunya bangunan yang tidak hancur waktu Gempa dan gelombang tsunami 2004 silam. Di sudut mesjid terdapat tiang-tiang yang hancur pada waktu tsunami, setelah mesjid ini direnofasi pengurus mesjid sepakat biar kan sudut ini menjadi saksi kedasyatan tsunami agar anak cucu kita tidak lupa akan dasyatnya musibah itu.


Nah, setelah puas mandi dan berenang dilaut serta menikmati berbagai kelezatan makanannya serta menikmati wisata religious, menjelang sore kita akan menyaksikan pesona terbenamnya matahari di sudut barat Indonesia, momen ini tiap minggu nya menjadi hal yang paling indah dan romantis bagi pasangan muda-mudi yang lagi berkasmaran tidak hanya kaum muda-muda mudi banyak orang yang sengaja datang ke Pantai Lampu’uk ini khusus untuk menikmati terbenamnya matahari dikala senja.


Langit pun sudah mulai memerah mewarnai senja disore hari, walaupun menjelang sore tapi pengunjugn yang bermain, mandi dan berenang pun masih ramai, mereka menikmati keindahan panorama senja pantai lampu’uk ini sambil bermain air. Keindahan panorama ini membuat pantai Lampu’uk ini menjadi daya tarik sendiri buat pariwisata Aceh.


Namun sangat disayangkan oleh banyak pengunjung Pemerintah tidak membangun Pantai Lampu’uk ini menjadi daerah wisata serta tidak adanya investor yang mau membangun daerah wisata yang memiliki keindahan Alam yang luar biasa ini.